Sabtu, 16 April 2022

Prinsip Pembelajaran Tunarungu

Bagaimana sih pembelajaran anak Tunarungu? 

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran.



Adakah Prinsip-prinsip dalam mengajar Tunarungu?? 




Yuk sobat tunarungu hebat, mari kita kupas dan mengetahui bagaimana sih cara dan prinsip yang harus kita ketahui untuk pembelajaran anak tunarungu. 

Prinsip-prinsip Pembelajaran Secara Khusus Bagi Anak Tunarungu
Pembelajaran yang dilakukan bagia siswa mendengar berbeda dengan pembelajaran bagi anak tunarungu, anak tunarungu lebih mengandalkan visualnya serta pembelajaran dapat mudah dipahami jika guru melakukan prinsip-prinsip di bawah ini:

  • Prinsip keterarahwajahan
Dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru harus berdiri di depan sehingga wajah guru khususnya mulut guru dapat dilihat oleh anak tunarungu tanpa terhalang apapun, sehingga anak tunarungu dapat memahami apa yang disampaikan oleh gurunya.Hindari memberikan penjelasan sambil berjalan baik di depan kelas maupun ke belakang kelas.Ketika berbicara dengan tunarungu harus berhadapan langsung (face to face) sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami dan pembelajaran dapat lebih dimengerti.

  • Prinsip keterarahsuaraan
Bagi anak tunarungu suara tidak perlu keras dan kencang, namun guru harus berbicara jelas dengan artikulasi yang tepat sehingga dapat dipahami oleh tunarungu. Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan tidak sia-sia.

  • Prinsip Intersubyektifitas
Dalam pembelajaran guru dan siswa tunarungu sebagai unsur yang penting harus dapat membangun suatu kesamaan dalam proses pengamatan, apa yang akan diucapkan oleh anak dengan perantara visualnya harus segera direspon dan dibahasakan kembali oleh guru.

  • Prinsip kekonkritan
Dalam memberikan pembelajaran kepada anak tunarungu harus konkrit hal ini dikarenakan anak tunarungu daya abstraksinya rendah dibandingkan anak mendengar karena minimnya bahasa yang dimiliki. Segala sesuatu yang diajarkan hendaknya disertai dengan contoh-contoh nyata dan yang mudah dipahami.

  • Prinsip Visualisasi
Pendengaran anak tunarungu tidak dapat berfungsi maka melalui indera penglihatannya anak tunarungu berusaha memperoleh informasi, untuk itu semua pembelajaran yang diberikan oleh guru hendaknya dapat diilustrasikan dalam bentuk gambar yang bercerita tentang materi yang diberikan atau lebih dikenal dengan visualisasi yang berguna untuk memudahkan anak tunarungu mengerti akan maksud dan isi pembelajaran.

  • Prinsip Keperagaan
Setiap kata yang keluar dari mulut guru hendaknya diulas lebih lanjut hingga anak tunarungu betul-betul paham maksud dari kata tersebut, kemudian memperagaan atau mempraktekkannya akan lebih memudahkan anak tunarungu untuk mengerti apa yang diajarkan serta upayakan semua pembelajaran yang dilakukan dapat diperagakan secara pengalaman oleh anak sehingga anak mudah memahami dan mengerti apa yang diajarkan guru.

  • Prinsip pengalaman yang menyatu
Pengalaman visual cenderung menyatukan informasi yang diterima, Mengajak anak tunarungu untuk “mengalami” secara nyata dapat memudahkan anak untuk mengerti akan hubungan-hubungan yang ada.

  • Prinsip belajar sambil melakukan
Pembelajaran hendaknya dapat bermakna bagi semua siswa tidak terkecuali bagi anak tunarunguuntuk mengerti apa yang diajarkan serta upayakan semua pembelajaran yang dilakukan dapat diperagakan secara pengalaman oleh anak sehingga anak mudah memahami dan mengerti apa yang diajarkan guru.

  • Prinsip pengalaman yang menyatu
Pengalaman visual cenderung menyatukan informasi yang diterima, Mengajak anak tunarungu untuk “mengalami” secara nyata dapat memudahkan anak untuk mengerti akan hubungan-hubungan yang ada.

  • Prinsip belajar sambil melakukan
Pembelajaran hendaknya dapat bermakna bagi semua siswa tidak terkecuali bagi anak tunarungu, untuk itu segala sesuatu yang dipelajari harus dapat dipraktekkan dan dilakukan oleh anak tunarungu. Penggunaan strategi pembelajaran yang langsung melibatkan anak lebih bermanfaat dibandingkan anak hanya mendengarkan saja.

Sabtu, 09 April 2022

Cara Mengatasi Anak Tunarungu

 

TUNARUNGU dan CARA MENGATASI? 



Tunarungu adalah kondisi di mana fungsi pendengaran seseorang terganggu. Kondisi ini bisa berlangsung hanya sementara atau permanen. Untuk berkomunikasi dengan penyandang tunarungu, diperlukan komunikasi khusus agar maksud pembicaraan bisa tersampaikan dengan baik.

Terdapat dua jenis gangguan pendengaran yang membuat seseorang menjadi tunarungu, yaitu yang bersifat bawaan (sudah ada sejak lahir) dan yang terjadi setelah lahir. Tunarungu bawaan bisa disebabkan oleh mutasi genetik, keturunan dari orang tua, atau terpapar penyakit ketika masih di dalam kandungan. Sedangkan tunarungu yang terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara keras dalam jangka panjang, usia, cedera, dan penyakit tertentu, misalnya infeksi.

Alat Bantu Dengar untuk Tunarungu

Fungsi pendengaran penyandang tunarungu dapat terbantu berkat penggunaan alat bantu dengar. Alat bantu ini dapat berupa implan koklea yang ditanamkan pada telinga melalui pembedahan, atau alat bantu dengar yang bisa dipasang dan dilepas sesuai keinginan.

Selain itu, perangkat pengeras suara juga dapat dipasang di alat elektronik, seperti TV, telepon, atau radio, agar penderita gangguan pendengaran juga dapat menikmati acara dan berinteraksi.

SOLUSI TERBAIK UNTUK MENGATASI KETUNARUNGUAN? APA YA?? 


solusi yang memungkinkan untuk mengatasi kebutuhan khusus. diantaranya : melalui media pembelajaran dengan menunjukkan foto-foto, video, kartu huruf, kartu kalimat, anatomi telinga, miniatur benda, elfabet jari, telinga model, torso setengah badan, puzzle buah-buahan, puzzle binatang, puzzle konstruksi, silinder, model geometri , menara segitiga, menara gelang, menara segi empat, atlas, globe, peta dinding, miniatur rumah adat. Anak tunarung memerlukan media belajar berupa alat peraga untuku perbendaharaan bahasa. Alat-alat peraga itu antara lain miniatur binatang-binatang, miniatur manusia, gambar-gambar yang relevan, buku perpustakaan yang bergambar, dan alat-alat permainan anak.

Solusi Anak Tunarungu Bisa Seperti Anak Normal Salah satu solusi untuk anak Tunarungu adalah sekolah inklusi. sekolahinklusimerupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. pada sekolah inklusi setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya semua diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana prasarana,tenaga pendidikdan kependidikan,sistem pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya (Nenden Ineu Herawati, 3).



Senin, 04 April 2022

Penanganan Tunarungu di Sekolah



Apakah Tunarungu memiliki Golongan? 

Anak Tunarungu menunjukkan kesulitan mendengar dari kategori ringan sampai berat, digolongkan ke dalam kurang dengar dan tuli. Tunarungu adalah orang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengarannya, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu dengar dimana batas pendengaran yang dimilikinya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran.

Apasih penyebab dari Ketunarunguan?

Kehilangan pendengaran bisa disebabkan oleh faktor genetik, infeksi pada ibu seperti cacar air selama kehamilan, komplikasi ketika melahirkan, atau penyakit awal masa kanak-kanak seperti gondok atau cacar air. Banyak anak sekarang ini dilindungi dari kehilangan pendengaran dengan vaksinasi seperti untuk mencegah infeksi.
Tanda-tanda masalah pendengaran adalah mengarahkan salah satu telinga ke pembicara, menggunakan salah satu telinga dalam percakapan, atau tidak memahami
percakapan ketika wajah pembicara tidak dapat dilihat indikasi lain adalah tidak mengikuti arahan, sering kali meminta orang untuk mengulang apa yang mereka katakan, salah mengucapkan kata atau nama baru, atau tidak mau berpartisipasi dalam diskusi kelas (Anita, 2004 : 608).

Bagaimana sih penanganan dan solusi terbaik untuk mendidik anak tunarungu? Yukk simak bacaan ini... 

Solusi Anak Tunarungu Bisa Seperti Anak Normal salah satu solusi untuk anak Tunarungu adalah Sekolah inklusi. Sekolah inklusi merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Pada sekolah inklusi setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya (Nenden Ineu Herawati, 3).

Solusi cara mengajar anak dengan pendengaran terganggu (tunarungu) yaitu dapat melalui media pembelajaran dengan menunjukkan foto-foto, video, kartu huruf,kartu kalimat, anatomi telinga, miniatur benda, finger elphabet, model telinga, torso setengah badan, puzzle buah-buahan, puzzle binatang, puzzle konstruksi, silinder, model geometri, menara segitiga, menara gelang, menara segi empat, atlas, globe,
peta dinding, miniatur rumah adat. Anak tunarungu yang memiliki keterbatasan dalam
berbicara dan mendengar, memerlukan media pembelajaran yang berupa media visual. Adapun cara menerangkannya dengan bahasa bibir/gerak bibir.

Senin, 28 Maret 2022

Klasifikasi Tunarungu

 


Apa itu tunarungu?

Tunarungu adalah seseorang yang mengalami hambatan pendengaran karena sebagai akibar rusaknya indera pendengaran sehingga membutuhkan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensinya.

Banyak ahli mengemukakan pengertian mengenai tunarungu antara lain sebagai berikut:

1. Murni Winarsih (2007: 23), menyatakan tunarungu merupakan orang yang mengalami kehilangan atau kekurangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga anak tersebut tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berdampak pada kehidupannya secara kompleks utamanya kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting.

2. Mohammad Efendi (2006: 57), anak berkelainan pendengaran atau tunarungu merupakan anak yang mengalami kerusakan atau gangguan pada satu atau lebih organ telinga bagian luar, organ telinga bagian tengah, dan organ telinga bagian dalam yang disebabkan kecelakaan, penyakit, atau sebab lainnya yang tidak diketahui sehingga organ tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

3. Andreas Dwidjosumarto (dalam Sutjihati Somantri, 1996: 74) berpendapat seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori, antara lain tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing) 



Klasifikasi Anak Tunarungu

Pengklasifikasian anak tunarungu dikemukakan oleh banyak ahli.

Secara rinci klasifikasi anak tunarungu oleh Samuel A. Kirk dalam Somad dan Hernawati dikutip oleh Haenudin (2013:57) mengemukakan sebagai berikut :

1) 0 dB : pendengaran optimal

2) 6-28 dB : pendengarannya masih normal

3) 27- 40 dB : kesulitan mendengar bunyi- bunyi yang jauh, memerlukan terapi bicara (tunarungu ringan)

4) 41- 45 dB : mengerti bahasa percakapan, tidak dapat mengikuti diskusi kelas, membutuhkan alat bantu dengar dan terapi wicara (tunarungu sedang)

5) 56- 70 dB : hanya bisa mendengar suara dari jarak dekat,masih ada sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan cara khusus dan butuh alat bantu dengar (tunarungu agak berat)

6) 71- 90 dB : hanya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat,membutuhkan alat bantu dengar, latihan bicara secara khusus dan pendidikan khusus yang intensif (tunarungu berat)

7) 91 dB ke atas : mungkin akan sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak bergantung pada penglihatan untuk proses menerima informasi (tunarungu sangat berat)

Sementara itu, klasifikasi anak Tunarungu dilihat dari derajat kecacatan menurut Dariyanto dikutip oleh Sadja’ah (2013:46) sebagai berikut :

1) Cacat dengar ringan (Mild hearing loss), yaitu derajat cacat dengar

antara 26- 40 dB.

2) Cacat dengar sedang (Moderate hearing loss), yaitu cacat dengar antara

41-55 dB.

3) Cacat dengar sedang berat (Moderate severe hearing loss), yaitu cacat

dengar antara 56-70 dB.

4) Cacat dengar berat (Severe hearing loss) yaitu cacat dengar antara 71-90dB.

5) Cacat dengar terberat (profound hearing loss) cacat dengar diatas 91 dB.

Lain halnya dengan Van Uden (1977) dikutip oleh Winarsih (2007:26) 

membagi klasifikasi ketunarunguan menjadi tiga sebagai berikut :

1) Berdasarkan saat terjadinya 

a) Ketunarunguan bawaan adalah saat lahir anak sudah mengalami 

tunarungu 

b) Ketunarunguan setelah lahir adalah terjadinya ketunarunguan 

karena kecelakaan atau penyakit 

2) Berdasarkan tempat kerusakan 

a) Kerusakan pada bagian telinga luar dan tengah (tuli konduktif) 

b) Kerusakan pada telinga bagian dalam (tuli sensoris) 

3) Berdasarkan taraf penguasaan bahasa 

a) Tuli Pra Bahasa (prelingually Deaf) adalah mereka yang menjadi 

tuli sebelum menguasai bahasa( usia 1,6tahun) 

b) Tuli Purna Bahasa (Post Lingually Deaf) adalah mereka yang 

menjadi tuli setelah menguasai bahasa 

Pendapat lain diberikan oleh Somantri (2006:94) yang 

mengklasifikasikan tunarungu menjadi 2 klasifikasi yaitu secara etiologis 

dan menurut tarafnya. Berikut penjelasannya :

1) Klasifikasi secara etiologis

a) Pada saat sebelum lahir 

b) Pada saat kelahiran 

c) Pada saat setelah kelahiran 

2) Klasifikasi menurut tarafnya

a) Tingkat I : kehilangan kemampuan mendengar antara 35- 54 dB 

b) Tingkat II : kehilangan kemampuan mendengar antara 55-69 dB 

c) Tingkat III : kehilangan kemampuan mendengar antara70-89 dB 

d) Tingkat IV : kehilangan kemampuan mendengar 90 dB ke atas 

Menurut Somad dan Hernawati (1996: 32), tunarungu didasarkan 

pada anatomi fisiologisnya yang kemudian dibedakan menjadi tiga yaitu: 

1) Tunarungu Hantaran (Konduksi) 

 Tunarungu hantaran ialah ketunarunguan yang disebabkan kerusakan atau tidak berfungsinya alat- alat penghantar getaran suara pada telinga bagian tengah. Ketunarunguan konduksi terjadi karena pengurangan intensitas bunyi yang mencapai telinga bagian dalam, dimana syaraf pendengaran tidak berfungsi. Tunarungu konduksi dapat segera diatasi secara efektif melalui amplifikasi atau alat bantu dengar.

2) Tunarungu Syaraf (Sensorineural)

Tunarungu syaraf ialah tunarungu yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya alat- alat pendengaran bagian dalam syaraf pendengaran yang menyalurkan getaran ke pusat pendengaran bagian lobus temporalis.

3) Tunarungu Campuran

Tunarungu campuran ialah kelainan pendengaran yang disebabkan karena ada kerusakan pada penghantar suara dan kerusakan pada syaraf pendengaran.

Senin, 21 Maret 2022

Sejarah Tunarungu dan Pendidikannya

 

 Sejarah Tunarungu

Pada jaman dahulu anak tunarungu dan anak terbelakang mental (tunamental) sukar di bedakan, karena kedua –duanya sukar di ajak bicara. Orang yang mengajar murid tuli (tunarungu berat) yang pertama adalah PEDRO PONCE DELEON. Dia seorang biarawan di ST BENDEDICT (SPANYOL 1520 – 1584 Masehi).

Dialah yang melopori pendidikan anak tunarungu dengan mendidik anak tunarungu keturunan bangsawan pada abad XVI (16), ia membuktikan bahwa anak tuna rungu dapat diajari bicara dan menulis. Alphabet pertama lahir pada tahun 1620 atas usaha PLABLO BONET. Oleh BONET dijelaskan behwa dalam pengajarannya juga terdapat pelajaran ARTIKULASI seperti apa yang diberikan di Indonesia sekarang ini. Selajutnya Alphabet dari PLABLO BONET tersebut berupa abjad yang terdiri isyarat tangan. Kemudian dilanjutkan oleh JACOB RODRIGUES PEREIRE denan mengembangkan bahasa isyarat dengan mempergunakan tangan. Selain itu juga dikembangkan metode lain yang disebut metode bibir atau metode oral.

Pada abad XVII (17) JOHN BULWERE dan JOHN WALLIS di Inggris memulai penididikan dan pengajaran anak tunarungu dengan metode isyarat, sedangkan di negeri Belanda dirintis oleh JOHN AMMAN (1692). Dalam pemnbelajaran bahasa ia menulis antara lain jika murid-muridnya mulai membaca dan dapat mengerti maksudnya, dia memperlakukan mereka seperti anak yang baru lahir, yang sama sekali belum mengetahui apa-apa, mula-mula dia ajarkan nama-nama benda yang mereka kenal dan perlu sedikit demi sedikit sesudah dia tunjukkan dengan isyarat dimana dia rasakan betul.

Kemudian abad ke XVIII (18) muncullah seorang Paderi di Paris, ABBEDE L’EPPEE (1712 – 1789) nama lengkapnya ABBE CHARLES MICHEL DE L’EPPEE (Perancis). Dia membuka sekolah pertama untuk orang tuli pada tahun 1775 . selanjutnya ia mengatakan bahwa bahasa isyarat adalah bahasa pembawaan anak tunarungu sejak lahir, mengajarkan bercakap terlalu banyak membuang waktu atau menghabiskan waktu, maka dari itu waktu dipergunakan untuk lebih memajukan perkembangan kecerdasan murid-muridnya dengan bahasa isyarat. Metode isyarat yang dikembangkan oleh ABBE DE L’EPPEE di Perancis tersebut mencoba semua pengertian diisyaratkan dari semua isyarat itu di coba digambarkan menjadi tanda-tanda gambar, sehingga isyarat yang sederhana saja sudah membutuhkan 3000 hingga 4000 buah tanda gambar. Dari inilah maka timbul abjad jari (Fingue Alphabet) yang mula mula menggunakan dua tangan kemudian disederhanakan menjadi abjad jari satu tangan , sehingga dia terkenal dengan sebutan tokoh metode isyarat (alican Perancis atau manualisme).

Selanjutnya bersamaan dengan periode itu SAMUEL HEINICKE di Jerman mengembangkan metode oral, jadi mulai itulah terjadi liran Jerman (aliran oralisme). Metode ini bertitik tolak dari pandangan bahwa anak tuli ( anak tunarungu berat )  memiliki potensial untuk berbicara dan dapat diajak bicara dengan baik. Pandangan ini didukung adanya kebutuhan anak tuli (anak tunarungu berat ) untuk :

1.    Diakui sebagai anggota masyarakat seperti halnya anak-anak normal.

2.    Mendapat kesempatan berpribadi (memperoleh pengakuan harga diri).

3.    Menyesuaikan diri dalam sosial dari vocational.

Keuntungan metode oral bagi anak tuli  (tunarungu) adalah sebagai berikut:

a.    Dengan latihan berbicara akan memberikan penjelasan yang lebih mudah kedunia sekitarnya, sehingga memperoleh penyesuaian dan sekaligus menghindarkan anak tuli (tunarungu) dari perasaan terisolir dan tekanan batin.

b.    Bicara merupakan media komunikasi bersifat universal.

c.    Pergaulan anak tuli (tunarungu) tidak terbatas pada dunia anak tuli (tunarungu) yang berisyarat saja.

d.    Anak normalpun akan lebih mudah bergaul dengan anak tuli (tunarungu) yang berbicara.

e.    Oralisme menitikberatkan pada kebutuhan berpartisipasi dalam dunia normal.

Kemudian secara bersama-sama aliran manualisme dan oralisme berkembang ke Amerika, Manualisme dikembangkan oleh GALAUDET atas pengaruhbelajar di Paris Perancis, sedangkan Oralisme dikembangkan oleh Alexander Graham Bell yang kemudian menemukan alat telepon yang kenamaan dengan mengembangkan pemakaian alat Bantu Dengar (HEARING AID) serta pengeras suara. Maka timbullah satuan ukuran pendengaran seseorang yang disebut deciBell (dB). Dan di Inggris dikembangkan oleh THOMAS BRAIDWOOD .


Sejarah Pendidikan Tunarungu di Indonesia

Di Indonesia pendidikan anak tunarungu dimulai di Bandung Jawa Barat, sekitar tahun 1930 dan beberapa tahun kemudian didirikan sekolah luar biasa B (SLB bagian B) di Wonosobo Jawa Tengah dan sekarang ini telah tersebar di seluruh tanah air Indonesia dan kebanyakan diselenggarakan oleh pihak swasta berupa yayasan – yayasan. Di Bali terdapat sekolah pembina tingkat nasional dan di Subang ada sekolah pembina luar biasa B tingkat Provinsi. Mengenai sistem pendidikan di Indonesia umumya mempergunakan metode membaca ajaran bibir (lip reading) namun sejak beberapa tahun di SLB/B kota Jakarta khususnya SLB/B Zinnia dan di Surabaya SLB/B karya Mulya telah dimulai dengan komunikasi total (total communication). Adapun pengertian komunikasi total menurut Edward Miner Gollandet (1837 – 1902) dalam buku A WORLD OF LANGUAGE FOR DEAR CHILDREN sebagai combined system and combined method yaitu a combined of signs, finger spelling and speech.

Jadi merupakan kombinasi isyarat, ejaan jari dan bicara. Komunikasi total ini akan dikembangkan di SLB/B seluruh Indonesia dengan dilakukannya kamus sistem isyarat bahasa Indonesia sebagai komponen komunikasi total pada tanggal 2 Mei 1994 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Prof. Ar. Ing. Wardiman Djojonegoro.

Selama ini belum terselenggara pendidikan terpadu secara resmi, meskipun sudah banyak anak-anak tunarungu yang berhasil duduk di bangku sekolah SMTP, SMTA, maupun Perguruan Tinggi. Pendidikan anak tunarungu telah dimulai pada usia yang sangat dini yakni pada usia 2 tahun atau pada usia dimana anak telah dapat berjalan.

Adapun tujuan pendidikan sedini mungkin diterapkan agar sisa pendengaran dapat dipertahankan dengan pemberian rangsangan atau stimulasi. Diharapkan anak dapat mengembangkan bicaranya (tidak bisu), sehingga hanya menjadi anak tunarungu dan tidak menjadi anak tunawicara. 

Senin, 28 Februari 2022

Cara Berkomunikasi dengan Anak Tunarungu


Apa sih Tunarungu itu? 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tunarungu artinya rusak pendengaran dan dianggap lebih baik, halus, sopan, dan formal sedangkan Tuli tidak dapat mendengar karena rusak pendengarannya dan terkesan lebih kasar.


Tunarungu bisa terjadi akibat beberapa hal dimasa prenatal, Natal dan postnatal. Tunarungu bawaan bisa disebabkan oleh mutasi genetik, keturunan dari orang tua, atau terpapar penyakit ketika masih di dalam kandungan. Sedangkan tunarungu yang terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara keras dalam jangka panjang, usia, cedera, dan penyakit tertentu, misalnya infeksi.

Dengan kurangnya pendengaran anak tunarungu, lalu bagaimana sih cara berkomunikasi yang baik terhadap anak? 

Cara Berkomunikasi dengan Penyandang Tunarungu

Berkomunikasi dengan seorang tunarungu sebenarnya tidak sulit, Anda hanya perlu mempelajari caranya dan sedikit bersabar. Berikut ini adalah cara yang dapat Anda lakukan untuk berkomunikasi dengan penyandang tunarungu:


Cari perhatian

Penting untuk mendapatkan perhatiannya jika Anda berniat untuk berkomunikasi dengan seorang tunarungu. Sentuh atau tepuk pundaknya untuk memberi isyarat.

Cari tempat yang tenang

Jika memungkinkan, pindah ke tempat yang sunyi atau kecilkan sumber suara yang ada di dekat Anda.

Sejajarkan posisi wajah

Saat akan mulai berkomunikasi, sejajarkan mata Anda dengan dirinya. Pastikan Anda tidak berada terlalu dekat dengannya agar dia dapat melihat semua bahasa tubuh Anda. Pastikan juga agar lokasi pembicaraan cukup terang.

Kontak mata

Selama berbicara dengan penyandang tunarungu, jangan lepaskan kontak mata dan fokus Anda dari dirinya. Lepaskan media penghalang apa pun yang bisa mengganggu jalinan komunikasi, seperti masker atau kacamata hitam.

Gunakan ekspresi wajah

Gunakan ekspresi wajah agar penyandang tunarungu dapat lebih mudah memahami arah pembicaraan.

Bicaralah dengan normal dan jelas

Hindari berbisik atau mengeraskan suara karena dapat menyulitkannya dalam membaca gerakan bibir. Bicaralah dengan suara dan kecepatan normal. Hindari pula berbicara sambil mengunyah atau menutupi mulut Anda.

Nyatakan topik pembicaraan

Beri tahu topik pembicaraan yang ingin dibahas dan beri tanda jika ingin mengubah topik.

Tanya apakah sudah mengerti

Mintalah umpan balik untuk memeriksa apakah dia sudah mengerti apa yang Anda katakan.

Ulangi

Ulangi apa yang Anda sampaikan, atau tulis apa yang ingin Anda sampaikan di kertas.

Berkomunikasi dengan penyandang tunarungu mungkin merupakan tantangan tersendiri. Jika harus berkomunikasi dengan mereka secara rutin, ada baiknya Anda mempelajari bahasa isyarat yang resmi agar kedua belah pihak dapat saling memahami isi pembicaraan dengan lebih mudah.


Dengan menggunakan bahasa isyarat saat berkomunikasi, penyandang tunarungu akan merasa lebih nyaman, dibandingkan harus memerhatikan atau membaca gerakan bibir lawan bicara.

Masih bingung Apa itu bahasa Isyarat? 

Bahasa Isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. _Wikipedia_

Ini beberapa contoh cover SIBI bahasa Isyarat ya. Silahkan dilihat, semoga kita selalu bersemangat untuk tunarungu hebat💪🏻

https://vt.tiktok.com/ZSewFndNa/

(Cover SIBI manusia kuat) 

https://vt.tiktok.com/ZSewFtRD8/

(Cover SIBI Tas Merah) 


Ditinjau oleh : dr. Sienny Agustin

Referensi


Senin, 21 Februari 2022

Self Management Modifikasi Perilaku


Self Management merupakan  suatu teknik dalam memodifikasi perilaku diri sendiri. Penasaran tentang teknik ini? 

Silahkan membuka link untuk melihat PPT self Management ini ya:

https://sg.docworkspace.com/d/sID2X-ddk26bRkAY 

Selamat membaca, semoga bermanfaat 🙏🏻🥰












Prinsip Pembelajaran Tunarungu

Bagaimana sih pembelajaran anak Tunarungu?  Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar tu...